OLEH : ACEHKITA.COM
DUAPULUHAN orang berkerumun di depan pintu ruang kerja gubernur. Mereka ingin bertemu langsung dengan Gubernur Irwandi Yusuf yang akan mengakhiri masa tugasnya dalam hitungan jam. Ada yang ingin menyampaikan masalah, ada pula yang ingin mengajukan proposal bantuan.
Seorang lelaki berbadan agak gempal segera menyodorkan proposal begitu Irwandi keluar ruangan. “Peu nyan (apa itu),” tanya Irwandi.
DUAPULUHAN orang berkerumun di depan pintu ruang kerja gubernur. Mereka ingin bertemu langsung dengan Gubernur Irwandi Yusuf yang akan mengakhiri masa tugasnya dalam hitungan jam. Ada yang ingin menyampaikan masalah, ada pula yang ingin mengajukan proposal bantuan.
Seorang lelaki berbadan agak gempal segera menyodorkan proposal begitu Irwandi keluar ruangan. “Peu nyan (apa itu),” tanya Irwandi.
“Ata lon goh lom neuteken (Proposal saya belum Bapak tandatangani),” ujar pria itu, sembari menyodorkan proposal bersampul biru.
Irwandi mengambil proposal. Membolak-balik dan membaca singkat. “Tidak bisa lagi,” ujarnya, mengembalikan proposal. Gurat kecewa terlihat dari pria pemilik proposal.
Seorang pria setengah baya, berpeci haji, mendekati Irwandi. Pria itu berbicara setengah berbisik. Orang itu berharap agar bisa mengadakan pertemuan khusus dengan Irwandi.
“Hana cara le. Bouh kiban tapeugot,” Irwandi memberi pengertian pada pria tadi.
Ia lalu memanggil Muharram, ketua tim pemenangan Irwandi dan Muhyan. “Sampaikan langsung masalah sama Muharram.”
Pria ini masih berharap agar Irwandi meluangkan waktu menerimanya. Tapi, Irwandi tak punya waktu. “Bek neupeugabuek lon le. Nyoe kuneuek jak u bandara,” lagi-lagi Irwandi menolak secara halus.
Memang, sore itu, Irwandi berburu waktu mengejar pesawat terakhir menuju Jakarta. Saat itu, jam menunjukkan pukul 16.20 WIB. Meski dalam waktu kepepet, Irwandi masih sempat melayani sejumlah pertanyaan dari wartawan yang menunggunya sejak dari pukul 10.30 WIB.
Sore itu, Selasa (27/2), merupakan detik-detik terakhir Irwandi memparipurnakan tugasnya setelah lima tahun menjabat. Keberangkatannya ke Jakarta untuk prosesi pelantikan penjabat gubernur Aceh dan serah-terima jabatan. Ia akan menyerahkan tampuk Aceh-1 kepada Tarmizi A. Karim, yang diangkat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai gubernur hingga terpilihnya gubernur definitif dalam pemilihan April nanti.
***
HARI terakhir berdinas, jadwal Irwandi sangat padat. Sejak pagi, ia mengadakan pertemuan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh. Tampak hadir, Ketua IDI dr Fakhrul Djamal, Wakil Ketua IDI Aceh dr. Taufik Mahdi dan sejumlah stafnya.
Irwandi mengambil proposal. Membolak-balik dan membaca singkat. “Tidak bisa lagi,” ujarnya, mengembalikan proposal. Gurat kecewa terlihat dari pria pemilik proposal.
Seorang pria setengah baya, berpeci haji, mendekati Irwandi. Pria itu berbicara setengah berbisik. Orang itu berharap agar bisa mengadakan pertemuan khusus dengan Irwandi.
“Hana cara le. Bouh kiban tapeugot,” Irwandi memberi pengertian pada pria tadi.
Ia lalu memanggil Muharram, ketua tim pemenangan Irwandi dan Muhyan. “Sampaikan langsung masalah sama Muharram.”
Pria ini masih berharap agar Irwandi meluangkan waktu menerimanya. Tapi, Irwandi tak punya waktu. “Bek neupeugabuek lon le. Nyoe kuneuek jak u bandara,” lagi-lagi Irwandi menolak secara halus.
Memang, sore itu, Irwandi berburu waktu mengejar pesawat terakhir menuju Jakarta. Saat itu, jam menunjukkan pukul 16.20 WIB. Meski dalam waktu kepepet, Irwandi masih sempat melayani sejumlah pertanyaan dari wartawan yang menunggunya sejak dari pukul 10.30 WIB.
Sore itu, Selasa (27/2), merupakan detik-detik terakhir Irwandi memparipurnakan tugasnya setelah lima tahun menjabat. Keberangkatannya ke Jakarta untuk prosesi pelantikan penjabat gubernur Aceh dan serah-terima jabatan. Ia akan menyerahkan tampuk Aceh-1 kepada Tarmizi A. Karim, yang diangkat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai gubernur hingga terpilihnya gubernur definitif dalam pemilihan April nanti.
***
HARI terakhir berdinas, jadwal Irwandi sangat padat. Sejak pagi, ia mengadakan pertemuan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh. Tampak hadir, Ketua IDI dr Fakhrul Djamal, Wakil Ketua IDI Aceh dr. Taufik Mahdi dan sejumlah stafnya.
Belum
lagi pertemuan dengan IDI kelar, Irwandi harus menerima kunjungan Dinas
Pertambangan dan Energi Aceh, pada pukul 11.30 WIB. Bertemu IDI di
ruang rapat, sementara Dinas Pertambangan ditempatkan di deretan sofa di
ruang kerjanya.
Menjelang dhuhur, rapat dengan pengurus IDI Aceh kelar. Irwandi lantas mengadakan rapat dengan Dinas Pertambangan. Irwandi ditemani dua staf ahlinya, Muhammad Jafar dan Mawardi Ismail.
Di ruang tunggu, tujuh tamu dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral baru saja tiba. Setelah menunggu sekitar 10 menit, staf Dirjen Migas ini dipanggil Irwandi. Mereka pun mengadakan rapat membahas soal minyak dan gas di Aceh. Dinas Pertambangan dan Energi Aceh ikut serta.
Irwandi juga harus menerima kunjungan dari anggota DPRK Aceh Utara dan DPRK Lhokseumawe.
Menjelang dhuhur, rapat dengan pengurus IDI Aceh kelar. Irwandi lantas mengadakan rapat dengan Dinas Pertambangan. Irwandi ditemani dua staf ahlinya, Muhammad Jafar dan Mawardi Ismail.
Di ruang tunggu, tujuh tamu dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral baru saja tiba. Setelah menunggu sekitar 10 menit, staf Dirjen Migas ini dipanggil Irwandi. Mereka pun mengadakan rapat membahas soal minyak dan gas di Aceh. Dinas Pertambangan dan Energi Aceh ikut serta.
Irwandi juga harus menerima kunjungan dari anggota DPRK Aceh Utara dan DPRK Lhokseumawe.
Hari
itu, Irwandi hanya punya waktu rehat kala salat dan makan siang. Jam
12.54 WIB, petugas katering membawakan makan siang ke ruang gubernur.
Ditemani Lukman CM, pengusaha Aceh, Irwandi menyantap makan siang.
Menunya, daging sapi kuah kari, ikan asin, dan pisang ayam.
Irwandi tampak lahap. Sesekali, ia terlibat pembicaraan dengan Lukman CM.
Jadwal padat Irwandi masih berlanjut. Pada pukul 13.30 WIB, Irwandi harus memimpin rapat dengan unsur musyawarah pimpinan daerah (Muspida Plus). Ini kali terakhir Irwandi memimpin rapat bersama Muspida Plus, yang dihadiri Kapolda Aceh Inspektur Jenderal Iskandar Hasan, Panglima Kodam Iskandar Muda Mayor Jenderal Adi Mulyono, Kepala Kejaksaan Tinggi Aceh Muhammad Yusni, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama Teungku Muslim Ibrahim.
Selain itu ada juga Wakil Ketua DPRA Sulaiman Abda, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Sabang Kolonel Laut (P) Dodi Hermawan, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnrb Maman Suherman, Wakil Kepala Mahkamah Syar’iyah Teungku M. Jamil, Rektor IAIN Ar-Raniry Farid Wajdi, dan Pembantu Rektor Unsyiah Syamsul Rizal.
Meski disibukkan dengan seabrek jadwal rapat dari pagi, Irwandi mencoba memimpin rapat secara santai. Sesekali ia mengeluarkan joke yang mengundang tawa Kapolda dan Pangdam.
“Kita rapat siang ini dalam suasana santai saja, tapi tetap serius,” kata Irwandi.
Rapat siang itu membahas soal perkembangan kondisi keamanan Aceh dan kesiapan daerah dalam menghadapi pemilihan kepala daerah. Setelah membuka singkat, Irwandi mempersilakan Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen Adi Mulyono memaparkan kondisi keamanan, lalu diikuti Kapolda Aceh Iskandar Hasan.
Rapat berlangsung hingga pukul 15.45 WIB. Sejenak, Gubernur Irwandi berfoto bareng unsur muspida. Ini merupakan foto terakhir mereka. “Nanti fotonya dikirim satu-satu, ya,” Irwandi berseloroh, diikuti derai tawa pimpinan daerah lainnya.
Tak biasanya, usai rapat muspida Irwandi tak bergabung dengan Kapolda dan Pangdam memberikan keterangan kepada wartawan. Ia memilih memasuki ruang kerja. Rupanya, di sana ia disibukkan dengan acara teken-meneken dokumen, proposal, hingga surat-surat.
Jadwal padat Irwandi masih berlanjut. Pada pukul 13.30 WIB, Irwandi harus memimpin rapat dengan unsur musyawarah pimpinan daerah (Muspida Plus). Ini kali terakhir Irwandi memimpin rapat bersama Muspida Plus, yang dihadiri Kapolda Aceh Inspektur Jenderal Iskandar Hasan, Panglima Kodam Iskandar Muda Mayor Jenderal Adi Mulyono, Kepala Kejaksaan Tinggi Aceh Muhammad Yusni, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama Teungku Muslim Ibrahim.
Selain itu ada juga Wakil Ketua DPRA Sulaiman Abda, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Sabang Kolonel Laut (P) Dodi Hermawan, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnrb Maman Suherman, Wakil Kepala Mahkamah Syar’iyah Teungku M. Jamil, Rektor IAIN Ar-Raniry Farid Wajdi, dan Pembantu Rektor Unsyiah Syamsul Rizal.
Meski disibukkan dengan seabrek jadwal rapat dari pagi, Irwandi mencoba memimpin rapat secara santai. Sesekali ia mengeluarkan joke yang mengundang tawa Kapolda dan Pangdam.
“Kita rapat siang ini dalam suasana santai saja, tapi tetap serius,” kata Irwandi.
Rapat siang itu membahas soal perkembangan kondisi keamanan Aceh dan kesiapan daerah dalam menghadapi pemilihan kepala daerah. Setelah membuka singkat, Irwandi mempersilakan Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen Adi Mulyono memaparkan kondisi keamanan, lalu diikuti Kapolda Aceh Iskandar Hasan.
Rapat berlangsung hingga pukul 15.45 WIB. Sejenak, Gubernur Irwandi berfoto bareng unsur muspida. Ini merupakan foto terakhir mereka. “Nanti fotonya dikirim satu-satu, ya,” Irwandi berseloroh, diikuti derai tawa pimpinan daerah lainnya.
Tak biasanya, usai rapat muspida Irwandi tak bergabung dengan Kapolda dan Pangdam memberikan keterangan kepada wartawan. Ia memilih memasuki ruang kerja. Rupanya, di sana ia disibukkan dengan acara teken-meneken dokumen, proposal, hingga surat-surat.
Tak
kurang 100 dokumen ia tandatangani pada hari terakhir menjabat. “Hari
ini kerja saya rapat dan teken surat. Tidak sanggup saya hitung
jumlahnya,” ujar mantan juru propaganda Gerakan Aceh Merdeka itu. “Ini
rapat paripurna saya dengan muspida plus.”
Jam menunjukkan angka 16.20 WIB ketika Irwandi meninggalkan ruang
kerja. Keluar dari sisi kiri ruang kerja, ia rupanya sudah ditunggu dua
puluhan orang, yang meminta bertemu hingga mengajukan proposal. Setelah
melayani mereka sebentar, Irwandi bergegas pulang ke rumahnya di
Lampriet Banda Aceh dengan mobil jeep Rubicon BL 666 IR yang ia setir
sendiri.
Lalu, apa kesan Irwandi selama lima tahun menjadi orang nomor satu di Aceh? “Mengasyikkan dan menegangkan,” kata dia.
Bagi Irwandi, yang menjadi tantangan terberat selama memimpin Aceh
adalah berusaha menjaga stabilitas keamanan dan perdamaian Aceh.
“Mungkin prestasi saya yang paling gemilang itu, tapi jarang disadari
orang, jarang disebut-sebut,” ujar mantan dosen Universitas Syiah Kuala
ini.
Menurutnya, selama lima tahun ia berupaya meyakinkan semua pihak yang
pernah berseberangan untuk sama-sama berpartisipasi membangun dan
merawat perdamaian. “Yang dulu awalnya sangat sukar mendudukkan dua atau
tiga pihak yang berseberangan, sekarang sudah sama-sama,” sebut mantan
representatif GAM di Aceh Monitoring Mission, sembari menyentil,
“apalagi Pak Narko sudah bergabung dengan PA.”
Pak Narko adalah sebutannya untuk Letnan Jenderal (Purn) Soenarko,
mantan Komandan Jenderal Kopassus yang sebelumnya pernah menjabat
sebagai Panglima Kodam Iskandar Muda. Pekan lalu, ia mengikrarkan diri
menjadi juru kampanye bagi pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf
yang diusung Partai Aceh. Zaini dan Muzakir menjadi rival Irwandi dalam
pemilihan April nanti.
Apa yang akan dilakukan Irwandi setelah tak lagi menjabat? “Yang terpikirkan oleh saya satu: santai barang satu setengah bulan.”
Selanjutnya?
“Saya punya keahlian satu, yaitu supir. (Mungkin nanti saya) menjadi supir gubernur yang baru,” katanya tertawa.
Tapi, usai perpisahan dengan pegawai di Sekretariat Daerah Aceh sehari sebelumnya, Irwandi sempat berujar: “I shall be back (Saya akan kembali).” [][ACEHKITA.COM]
0 komentar:
Posting Komentar