-->
Senin, 27 Februari 2012 - 0 komentar

Kepergian yang Diiringi Isak Tangis

OLEH : THEGLOBEJURNAL.COM

Memasuki hari ke-22 terdamparnya warga muslim Rohingya Myanmar,  mereka ditempatkan di kantor imigrasi lama, di kawasan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, akhirnya pihak Keimigrasian Kota Lhokseumawe, pada Rabu pagi (22/2) sekitar pukul 09:45 wib, memberangkatkan 53 pengungsi tersebut ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pusat di Kepulauan Riau.

Saat sebelum keberangkatan, sekitar pukul 09:00 wib, 53 warga Myanmar itu melakukan doa bersama yang diiringi isak tangis. Terdengar doa-doa yang begitu fasih dari mulut pengungsi yang memakai peci, baju serba kuning dan duduk diatas lantai.
Mereka sepertinya sangat terharu dan sedih meninggalkan Aceh. Betapa tidak, nyawa mereka diselamatkan oleh sejumlah nelayan Aceh Utara pada 01 Februari lalu.

Usai berdoa, warga Myanmar itu bergegas mengumpulkan barang-barang mereka, termasuk pakaian-pakaian bantuan dari sejumlah warga. Waktu terus berjalan, satu persatu warga Myanmar memeluk sejumlah pengunjung yang datang, pun pengunjung ikut meneteskan air mata, karena tak kuasa menahan kesedihan melihat nasib saudara seiman yang akan diberangkatkan ke Kepulauan Riau.

Disela-sela persiapan keberangkatan, satu unit bus CV. Pelangi pun tiba yang diparkir tepat didepan lokasi penampungan ini. Disana, meski ditunggu oleh bus pelangi, muslim Rohingya Myanmar itu masih saja memeluk dan menyalami para pengunjung yang datang satu persatu. Waktu pun terus berjalan, satu persatu warga Myanmar mulai masuk ke bus tersebut.

Pengungsi melambaikan tangan kearah pengunjung dan tentunya kepada pihak Keimigrasian Kota Lhokseumawe. Isak tangis pun masih berlanjut meski mereka telah masuk ke bus itu. Sang supir bus pun mulai menginjak gas, memindahkan persneling. Bus mulai jalan pelan-pelan, lambaian tangan mereka masih saja terlihat dan mulai menghilang dari kejauhan. 

Perjalanan mereka ke Kepulauan Riau tidak berjalan begitu saja, melainkan dikawal oleh Kepolisian, TNI, dan petugas imigrasi serta pihak IOM. Hal itu dikatakan oleh Kabag Operasi dari Polres Lhokseumawe, AKP. Prasetyo.
“Ada 25 personil gabungan untuk melakukan pengawalan perjalanan mereka ke sana,”kata Prasetyo.

Sementara Kepala Imigrasi, Ahmad Fauzi, menjelaskan, pada hari ini mereka dipindahkan ke Rudenim, 

Pusat Tanjung Pinang. “Besok, apabila tidak ada kendala dijalan, mereka akan sampai dilokasi. Sementara proses selanjutnya akan menjadi tanggung jawab pihak Rudenim. Hal ini berdasarkan SOP Direktorat Penindakan Keimigrasian,”jelas Ahmad Fauzi, sembari menambahkan bahwa pihaknya belum bisa memastikan apakah warga Myanmar itu akan di kembalikan ke negara asal mereka atau ke negara Malaysia.

Sementara dua warga Myanmar M Nizam dan Kolimullah yng kabur pada Rabu 8 Februari lalu, dan 15 Februari, sampai saat ini masih dilakukan pencarian. “Kita masih terus berusaha untuk melakukan pencarian terhadap dua orang itu yang kabur,”ujar Ahmad Fauzi. Hal yang sama juga dikatakan oleh Kabag Operasi, Prasetyo, pihaknya akan turut membantu pihak imigrasi untuk mencari dua warga Myanmar yang kabur.

Kini, lokasi yang dijadikan untuk penampungan sementara terhadap warga pengungsi Myanmar tampak sepi, tak ada satupun suara-suara yang tedengar lagi dari gudang penampungan tersebut. Seperti yang sempat diberitakan pada sebelumnya, bahwa ke 53 warga Myanmar itu terdampar di perairan Bluka Tubai, Krueng Geukuh, Aceh Utara, Rabu (1/2) lalu. Dan berhasil di tolong oleh sejumlah nelayan Aceh Utara dengan menggunakan enam unit boat.[THEGLOBEJURNAL]

0 komentar:

Posting Komentar